INDOPOS.CO.ID – Komisi I DPR RI mengutuk keras tindakan Israel yang memborbardir Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza hingga menewaskan 12 orang staf medis Rumah Sakit Indonesia.
Menurut Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, Israel telah melanggar konvensi internasional atas perlindungan petugas medis di medan perang.
“Saya geram dan mengutuk keras kejahatan yang dilakukan oleh Israel dengan membombardir dan mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza, hingga menewaskan 12 tenaga kesehatan Palestina. Israel telah melanggar Konvensi yang menyebut orang sakit dan terluka serta staf medis, rumah sakit dan fasilitas medis dilindungi saat perang,” kata Meutya.
“Israel jelas lakukan kejahatan perang di Gaza,” tegas Meutya.
Ia menyatakan kejahatan oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza harus segera dihentikan bagaimanapun caranya.
“Padahal, Indonesia telah berupaya melalui Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB, Sidang Darurat OKI, KTT APEC, hingga melakukan pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam rangka meminta dukungan gencatan senjata di Gaza, namun Israel tampak bergeming dan terus melakukan serangan secara membabi-buta terhadap rakyat Palestina di Gaza,” sebut politisi Partai Golkar ini.
Mantan wartawan ini pun menyebut ada cara lain yang bisa dilakukan internasional dalam menekan Israel, sepertihalnya saat menekan pemerintah Afrika Selatan.
“Penghentian Sistem Apartheid di Afrika Selatan tahun 1990-an tidak hanya berasal dari dalam negeri Afrika Selatan, tetapi ada tekanan dari dunia internasional, seperti melarang kapal Afrika Selatan berlabuh, membekukan perdagangan, dan sebagainya,” terangnya.
“Dan Indonesia bisa menjadi pencetus dan membawanya ke dunia internasional, dan bila gerakan internasional menekan Israel semakin meluas, bisa terjadi game changer yang hasilnya bisa sangat positif bagi masyarakat Palestina baik di Gaza maupun di Tepi Barat,” pungkasnya.
Senada diucapkan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Abdul Kharis Almasyhari yang juga mengutuk keras penyerangan RS Indonesia di Gaza oleh Teroris Zionis Israel yang telah menewaskan petugas medis, pasien, anak-anak , perempuan dan para pengungsi yang berlindung di dalam RS Indonesia.
“Sudah 13.000 nyawa gugur sebagian besar bayi dan anak-anak di Gaza Palestina empat puluh lima hari terakhir ini. Saya sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI mengutuk keras tindakan biadab Zionis Israel dan semua pihak yang telah membumihanguskan Gaza, menghancurkan RS, Gereja,Masjid, semua fasilitas penyangga kehidupan di Gaza, Biadab! ” tegas Kharis dalam keterangan pers tertulis kepada media, Senin (20/10/2023).
Seperti banyak fasilitas kesehatan lainnya di Gaza, RS Indonesia, yang didirikan pada 2016 dengan pendanaan dari organisasi-organisasi Indonesia, telah berhenti beroperasi. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan sekitar 700 orang, termasuk dari tim medis dan korban luka, berada di dalam RS tersebut.
“Saya meminta Pemerintah RI khususnya Ibu Menlu untuk bersama dengan Menlu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina dan Sekjen OKI, untuk menggalang dukungan terutama negara-negara anggota tetap DK PBB atau sering kita sebut P5 agar gencatan senjata dapat segera dilakukan dan bantuan kemanusiaan dapat juga dilakukan tanpa hambatan”. jelas Kharis.
Saat ini kunjungan beberapa Menlu OKI tersebut adalah tindak lanjut Paragraf 11 dari Resolusi KTT Luar Biasa OKI-Liga Arab Yang diselenggarakan di Riyadh 11 November lalu.
Bulan ini China memegang Presidensi DK PBB. Para Menlu OKI mengharapkan agar China dapat mendukung upaya yang sedang dilakukan para Menlu OKI tersebut.
“Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB harus mendorong resolusi tegas PBB untuk menghentikan segala pelanggaran HAM yang sedang berlangsung terhadap Palestina , jelas sekali serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional.” tegas Anggota DPR asal Solo ini.
Sebelumnya Laporan Al Jazeera (20/11/2023) menyebut Rumah Sakit Indonesia yang ada di Jalur Gaza kini dikepung pasukan dan dibombardir serangan Israel. Sedikitnya dua belas orang dilaporkan tewas akibat gempuran di kompleks rumah sakit tersebut. Sekitar dua dokter di rumah sakit tersebut dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan berulang. Tim medis setempat mengatakan rumah sakit itu menjadi target serangan tanpa peringatan. Staf rumah sakit itu, menurut laporan Al Jazeera, meminta bantuan mendesak kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah di tengah situasi tersebut. (dil)