INDOPOS.CO.ID – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menepis tudingan lahirnya Undang-Undang Kesehatan baru, membuka liberalisasi berkaitan pelayanan kesehatan nasional. Justru menurutnya peraturan tersebut bertujuan salah satunya sebagai transfer pengetahuan.
Seperti halnya dokter asing berpraktik di Indonesia yang telah diputuskan ketentuannya. Tenaga kesehatan dari luar negeri tidak bisa semaunya membuka praktik pribadi di Indonesia.
“Yang namanya dokter asing kalau mau masuk, dibilang itu bisa ‘blas-blasan’ masuk, engga. Ada proses adaptasinya,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam diskusi daring bertajuk UU Kesehatan Transformasi Strategi bagi Indonesia di Jakarta dilihat, Selasa (18/7/2023).
Tidak bisa dibuka selebar-lebarnya beroperasi atau mendirikan usaha di bidang kesehatan, tanpa ada suatu lembaga yang mengikatnya.
“Dokter asing itu baru masuk, kita batasin ngga boleh praktiknya ngecer sendiri-sendiri,” ucap Budi.
“Itu hak institusi besar yang bertanggung jawab, misalnya BUMN mau bikin mayo clinic, ya mayo clinic yang bawa dokternya. Ngga bisa dokter asing tahu-tahu buka ruko,” tambahnya.
Bahkan ada pembatasan praktik bagi dokter asing yakni, 2 tahun dan hanya bisa perpanjang satu kali. Sehingga dokter asing bisa praktik di Indonesia hanya 4 tahun. “Jadi ngga benar bahwa ‘blash’ dilepas begitu saja,” jelasnya.
Ia menganalogikan chef atau koki yang banyak dari luar negeri bukan berarti lapangan kerja chef di Tanah Air terancam. Justru kehadirannya bisa meniru cara kerja mereka untuk lebih baik. (Tujuannya) transfer knowledge, pengalaman, cara kerja,” tutur Budi.
Contoh lainnya di bidang olahraga, ketika sudah merasa punya prestasibdi tingkat kecamatan namun tak pernah mencoba atau pengalaman baru. Maka keilmuan mengenai olahraga itu tak pernah berkembang.
“Kalau mau maju, mesti berani ambil coach asing. Bertandingnya di luar kecamatan, panggil orang asing bertanding. (Timnas Indonesia) saja berani undang timnas Argentina, datang untuk bertanding,” imbuhnya.
“Saya percaya dokter kita pintar-pintar, tapi dokter kita seperti terlalu dikungkung. Kalau kita jadi orang tua, ngejagain anaknya keterluan ketat. Jadi dibiarin saja bertarung, saya yakin menang, karena pinter dokter-dokter kita, kurang percaya diri saja,” tambahnya. (dan)