INDOPOS.CO.ID – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menekankan soal pengawasan terhadap jajanan anak sekolah, yang bisa memberikan efek terhadap naiknya tingkat obesitas anak di Indonesia.
Ia menyadari, hal tersebut masih belum mendapat perhatian serius dari pemerintah, apalagi industri kecil seperti penjual jajan tersebut tidak semuanya terdaftar.
“Ini memang sektor yang kadang-kadang tidak tersentuh oleh pemerintah. Karena industri UMKM ini tidak semuanya teregistrasi. Kebanyakan anak-anak itu beli di ‘abang-abang’ yang jualan, itu makanannya gak teregistrasi,” kata Dante dalam diskusi daring dilihat di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Maka itu, fungsi pembinaan menjadi sangat penting agar anak-anak bisa memilih makanan yang layak dimakan dan membatasi jajanan ringan di sekolah yang berdampak pada obesitas anak.
“Jadi, semua stakeholder ikut berperan di dalamnya, yang paling penting adalah kesadaran masyarakat, kesadaran ini ada di tangan kita semua,” tutur Dante.
Sehingga pentingnya peran orang tua dalam mendidik anggota keluargamya tentang pola makan yang baik dan benar, serta membantu anak-anak untuk memilih jajanan sehat.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan obesitas pada anak adalah pandangan masyarakat yang menyukai bayi gemuk dan memberikan makanan tambahan yang tidak seimbang.
Padahal, sejak usia 0 hingga 6 bulan, anak sebaiknya hanya mendapatkan ASI eksklusif memastikan asupan gizi yang tepat. Penggunaan susu formula sejak dini, tanpa ASI, dapat menyebabkan potensi obesitas karena kalori dalam susu formula lebih tinggi dibandingkan ASI.
Berdasarkan data Riskesdas oleh Kementerian Kesehatan (2013) di Indonesia, prevalensi overweight dan obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 18,8 persen. Dengan persentase gemuk 10 persen dan obesitas 8,8 persen, meningkat dari tahun 2012 yang ditemukan 9,2 persen.(dan)