INDOPOS.CO.ID – Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Berlin menyelenggarakan Acara Temu PPI Wilayah KBRI Berlin yang diselenggarakan di KBRI Berlin pada pukul 15.00 – 18.00 CET, Minggu (06/8/20203) lalu.
Acara tersebut dihadiri oleh 52 peserta dari pengurus PPI Berlin, Thūringen, Halle, Leipzig, Greifeswald, Brandenburg, Anhalt, Dresden dan Rostock.
Hadir mengisi materi dalam acara tersebut adalah Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Andi Marwan, Atase Pertahanan Kol. Inf. Budi Wibowo, Atase Kepolisian Kombes Pol. Shinto Silitonga dan Koordinator Fungsi Protokol, dan Konsuler Satriyo Pringgodhani.
Mengawali materi, Dani, panggilan akrab Satriyo Pringgodhani mengingatkan pentingnya mahasiswa baru untuk mengisi aplikasi Lapor Diri sehingga keberadaannya di Jerman dapat terus diikuti oleh kantor perwakilan Indonesia.
“Dengan lapor diri, kami di KBRI akan dapat membangun komunikasi dengan mahasiswa Indonesia di Jerman untuk membantu dan melayani dalam proses adaptasi juga selama mahasiswa mengikuti studi,“ kata Dani.
Sementara Atase Kepolisian Kombes Pol. Shinto Silitonga di hadapan para pelajar Indonesai di Jerman mengungkapan beberapa permasalahan hukum yang terjadi dalam semester pertama tahun 2023.
Dari mulai dari kasus kejahatan siber tiket hunter yang menjual tiket pesawat sangat murah namun ternyata tiket tiket tidak dapat di-issued, berdampak pada 530 korban yang dominan adalah WNI di hampir seluruh Jerman dengssm kerugian mencapau Rp10,5 miliar.
Selain itu adalah, pidana penyebaran konten pornoaksi anak di Aachen, pembuatan konten porno public figure remaja gunakan aplikasi dan disebarkan di media sosial, kasus bunuh diri mahasiswa dan au pair di selatan Jerman serta pergerakan kelompok intoleran yang menyasar ke mahasiswa baru untuk direkrut dengan cara yang sistematis dan halus.
“PPI bisa menjadi wadah untuk mahasiswa baru bisa berkomunikasi, berkonsultasi dan bersama mencari solusi agar permasalahan di atas tidak terjadi pada generasi muda kita yang saat awal datang tentu saja masih berupaya keras menghadapi shock culture,“ harap Shinto.
Prof. Andi Marwan mengapresiasi pelaksanaan Acara Temu PPI yang digelar oleh pengurus PPI Berlin.
“Tugas berat bagi pengurus PPI untuk dapat menarik minat mahasiswa dan peserta ausbildung sehingga bersedia ikut ambil bagian dalam keanggotaan dan kegiatan di PPI,“ kata Prof. Andi Marwan.
Pada bagian akhir, Kolonel Inf. Budi Wibowo menyampaikan bahwa salah satu bentuk bela negara mahasiswa dapat diaktualisasikan dengan prestasi di tempat pendidikan masing-masing, menyelesaikan studinya dengan waktu yang cepat dan hasil yang membanggakan. “Bela negara tidak dimaknai hanya dengan siap sedia menghadapi musuh negara, namun dapat diimplementasikan di bidang masing-masing, seperti berprestasi dalam pendidikannya, ini yang harus menjadi motivasi,“ tegas Budi.
Pembentukan PPI baru tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara dan perkenalan pengurus baru kepada audiens. Acara ditutup dengan foto bersama dan pembagian Koja Baduy dari Atase Kepolisian, produk budaya berupa tas yang dibuat dari akar kayu oleh Suku Badui di Banten.
“Mari perkenalkan budaya lokal di Banten ke komunitas internasional di tempat studi masing-masing, sehingga semakin banyak orang mengenal budaya Indonesia,“ harap mantan Kabid humas Polda Banten ini. (yas)