INDOPOS.CO.ID – Karya-karya fesyen dari satuan pendidikan vokasi (Diksi) mampu bersaing dengan desainer papan atas Indonesia. Dan mereka siap merambah pasar global.
Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim dalam keterangan tertulis, Senin (22/10/2023).
Ia menyakini karya pendidikan vokasi bisa memberi dampak yang besar bagi kemajuan industri fesyen tanah air. Terlebih dengan ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).
“Ajang JMFW secara berkelanjutan menjadi ujung tombak mencapai misi Indonesia jadi pusat busana muslim dunia,” kata Nadiem.
Dia berharap, dari panggung JMFW semakin banyak industri yang mendukung SMK dengan menjadi mitra.
“Kita patut berterima kasih kepada Kementerian Perdagangan yang telah memberikan panggung kepada satuan pendidikan vokasi untuk belajar berkarya dan berani tampil di depan khalayak luas,” ucap Nadiem.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati menambahkan, dari ajang JMFW 2024 pendidikan vokasi memiliki potensi besar mendorong kemajuan industri fesyen. Dengan berkolaborasi bersama dunia usaha dan industri.
“Dengan ajang ini memberikan pengalaman berharga kepada para siswa. Dan sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat bahwa anak-anak SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), anak-anak vokasi bisa menghasilkan karya-karya yang diakui industri, dunia fesyen,” ujarnya.
Sebelumnya, sebanyak 72 koleksi busana karya talenta-talenta mode dari satuan pendidikan vokasi tampil memukau di ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, Provinsi Banten, Sabtu (21/10/2023).
Penampilan talenta mode insan vokasi tersebut membuktikan pendidikan vokasi menyimpan potensi besar untuk berkiprah dan memajukan industri fesyen melalui kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Karya busana tersebut didesain dan dibuat oleh mahasiswa dari 5 perguruan tinggi vokasi (PTV) dan 7 SMK Bidang Tata Busana. Kelima PTV tersebut di antaranya: ISI Yogyakarta, ISBI Bandung, AKS Ibu Kartini Semarang, Universitas Kristen Maranatha, dan ISWI Fashion Academy.
Sementara itu, ketujuh SMK yang terlibat adalah SMK NU Banat Kudus, SMK Syubbanul Wathon, SMKN 1 Batu, SMK Cendika Bangsa Kepanjen, SMKN 1 Kasreman, SMK NU 2 Kedungpring, dan SMKN 3 Magelang. (nas)