INDOPOS.CO.ID – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sangat penting bagi kepolisian untuk bertindak cepat dan tegas terkait insiden kecelakaan kerja di pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Morowali, Sulawesi Tengah.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, terdapat dugaan pelanggaran terhadap SOP perusahaan yang menyebabkan kecelakaan dan korban jiwa
Luhut telah meminta Kapolda Sulawesi Tengah untuk menyelesaikan penyelidikan dalam waktu dua minggu dan menuntut tindakan tegas dari Polri terhadap setiap pelanggaran hukum yang teridentifikasi.
“Saya meminta agar Polri segera bertindak tegas apabila terdapat bukti pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan,” katanya dalam keterangan rilis yang dikutip INDOPOS.CO.ID pada Jumat (29/12/2023).
Luhut menekankan perlunya penegakan hukum untuk menjaga keselamatan pekerja, merujuk pada kejadian serupa di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) pada tahun 2022.
“Insiden serupa di GNI tahun lalu menjadi pembelajaran bahwa kita mengambil serius penegakan hukum untuk menjaga keselamatan pekerja. Kita tidak ingin mengabaikan aspek keselamatan manusia dengan segala cara,” tegas Luhut.
Khusus mengenai insiden kebakaran di GNI, berkas perkara tersebut saat ini sedang dalam proses pengajuan ke persidangan oleh tim penyidik dari Kementerian Ketenagakerjaan.
Terkait insiden di ITSS, Luhut memimpin rapat koordinasi yang dihadiri oleh Menteri Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kepala Staf Umum TNI, Kapolda Sulawesi Tengah, Badan Pemelihara Keamanan Polri, dan pemangku kepentingan daerah.
Luhut menekankan kepada semua Kementerian/Lembaga terkait untuk menangani masalah ini dengan serius.
“Saya ingin menegaskan bahwa negara kita memiliki regulasi yang jelas dan tegas. Setiap pelanggaran akan dikenai sanksi hukum sesuai peraturan yang berlaku. Tanggung jawab ini bukan hanya milik Polri, melainkan semua Kementerian/Lembaga terkait yang harus bekerja sama dalam upaya penegakan ini,” ujarnya.
Berdasarkan laporan terakhir, insiden ledakan tungku smelter nikel di ITSS telah menimbulkan korban 19 orang meninggal, terdiri dari 11 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan 8 Tenaga Kerja Asing (TKA), 29 orang luka berat, dan 11 orang luka ringan.
Saat ini, berdasarkan hasil kunjungan Tim Kemenko Marves, penanganan korban yang masih dalam perawatan sudah dilakukan dengan baik, termasuk evakuasi korban yang dirawat ke Makassar dan Jakarta.
Pihak perusahaan juga sudah memberikan santunan sebesar Rp600 juta untuk korban yang meninggal dunia, diluar santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.
Luhut menegaskan pemerintah terus berkomitmen meningkatkan tata kelola industri, terutama dalam aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan lingkungan hidup.
Ia menekankan bahwa tidak ada toleransi bagi kegagalan dalam menerapkan standar K3 yang dapat membahayakan pekerja dan lingkungan.
Selanjutnya, Luhut memerintahkan Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Perindustrian untuk memastikan SOP dan panduan K3 di seluruh smelter nikel di Indonesia memadai dan dilaksanakan dengan baik.
“Prioritas kami adalah keselamatan pekerja. Kami tidak akan kompromi dengan kegagalan apapun dalam menerapkan standar keselamatan. Perusahaan harus bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari insiden ini, dan kami akan memastikan keadilan bagi para korban serta keluarga mereka,” pungkasnya.
Dalam dua minggu ke depan, Luhut akan mengadakan rapat koordinasi lanjutan untuk meninjau hasil investigasi dan memastikan langkah-langkah perbaikan dalam pengelolaan industri dan keselamatan kerja di Indonesia telah diimplementasikan dengan efektif. (fer)