INDOPOS.CO.ID – Direktur Eksekutif PERLUDEM, Khairunnisa Nur Agustyati khawatir akan ada intervensi terhadap penyelenggara pemilu, Komisi Pemilihan Umum ( KPU) menyusul adanya komentar dari Presiden Joko Widodo terkait mengevaluasi format debat.
“Kekhawatirannya adalah jika ada intervensi kepada penyelenggara pemilu. Jadi sebaiknya kita percayakan saja pada penyelenggara pemilu.” kata Khairunnisa dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/1/2024).
Meski begitu dia masih berharap bahwa KPU maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan bersikap profesional, sehingga jalannya pemilu tidak terganggu, terjaga Jujur dan Adilnya.
“Saya rasa sekarang semua mengawasi, baik publik, pengawas pemilu, dan juga antar peserta pemilu juga mengawasi penyelenggara pemilu untuk bisa independen,” katanya.
Kembali ke kritik presiden tentang format debat, menurut dia, sikap presiden ini menimbulkan asumsi di publik.”Dengan presiden memberikan komentar atau catatan terkait dengan format debat justru ini akan menjadi pertanyaan publik dan bisa memunculkan asumsi bahwa presiden ikut mengurusi sampai ke hal-hal yang teknis penyelenggaraan pemilu,” jelas Khairunnisa.
Kritik presiden pun diabaikan oleh KPU, tidak mengubah format debat. “Karena kalau diubah, nanti jadi pertanyaan, kenapa diubah? Karena sudah tiga kali debat, kenapa polanya diubah? Jadi, kalau sudah jadi pola, sudah pakemnya, ya kita ikuti. Kalo ada perubahan pasti akan menimbulkan pertanyaan berikutnya,” kata Ketua KPU, Hasyim Asyari pada kesempatan berbeda.
Senada dengan Ketua KPU, Khairunnisa menilai format yang ada sekarang sudah disepakati semua tim pasangan calon, sehingga harusnya tidak menjadi masalah. “ Format debat yang ada ini kan sebetulnya formatnya juga sudah disepakati juga dengan tim pasangan calon, dan kpu memutuskannya secara independen,” tandas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar format debat Pilpres 2024 dievaluasi. Dia menganggap debat ketiga Pilpres yang dihelat Minggu (7/1) lalu tidak edukatif karena banyak serangan yang bersifat personal. “Saya kira akan banyak yang kecewa, sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu sehingga hidup,” kata Jokowi.
Dia menambahkan, serang menyerang wajar dalam debat asalkan seputar kebijakan atau visi dan bukan personal. Ia menyebut debat yang saling serang personal tidak memberikan edukasi kepada masyarakat dan malah mengaburkan gagasan para paslon. Tiga calon presiden yang beradu gagasan adalah Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Tema debat seputar pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional, dan politik luar negeri. (nas)