INDOPOS.CO.ID – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten siap mereplikasi program TP PKK Pusat dalam pemenuhan makanan bergizi bagi anak-anak stunting. Program ini selama 3 bulan, percepatan penanganan stunting memanfaatkan bahan pangan lokal.
Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj.) Ketua TP PKK Banten Tine Al Muktabar usai mendampingi jajaran Pengurus TP PKK Pusat melakukan penguatan kelembagaan PKK dan Posyandu (pos pelayanan terpadu), dalam pemenuhan makanan bergizi bagi anak di Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Selasa (10/10/2023).
Tine mengatakan, dengan modal kepengurusan yang aktif sampai tingkat kelurahan atau desa, program tersebut akan direplikasi secara masif di seluruh lokus penanganan stunting di Banten dengan mengoptimalkan anggaran yang ada.
“Kegiatan ini hanya sampel saja, bagaimana penanganan stunting itu harus langsung turun ke bawah dan melakukan langkah-langkah konkret,” kata dia.
Di Kelurahan Pagerbatu sendiri ada 75 anak stunting. Lokus itu menjadi yang paling banyak dibanding lokus lainnya di Kabupaten Pandeglang. Oleh karena itu TP PKK Pusat menjadikan Kelurahan Pagerbatu sebagai sampel penanganan program di atas.
Untuk memperluas gerakan program itu, TP PKK Pusat memberikan anggaran Rp560 juta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang. Untuk lebih memaksimalkan capaiannya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dan Pemkab Pandeglang juga didorong untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing.
“Terima kasih atas perhatian Ibu Ketua Umum TP PKK atas perhatiannya yang begitu besar kepada Pemkab Pandeglang. Beliau juga berpesan bahwa program ini harus direplikasi ke seluruh Kelurahan atau Desa dalam menangani stunting,” ujar Tine.
Ketua Bidang IV Kesehatan Keluarga dan Lingkungan TP PKK Pusat, Safriati Safrizal mengatakan, penanganan stunting menjadi kebijakan prioritas Pemerintah yang harus didukung semua pihak. Salah satunya gerakan 1.000 hari pertama anak yang sangat penting.
“Makanya asupan nutrisinya cukup, dengan menggencarkan gerakan makanan sehat sehingga anak-anak bisa berkembang dengan maksimal,” ucapnya.
Safriati mengatakan, saat ini Pemerintah mendorong pemberian makanan tambahan lokal dari berbagai bahan pangan lokal setempat pengganti nasi. Di Kabupaten Pandeglang ini banyak jenis makanan lokal yang bisa dikembangkan.
“Seperti tadi ada daun kelor, talas beneng yang diolah dengan berbagai jenis varian. Dan program pemberian bantuan makanan tambahan bergizi ini merupakan langkah konkret TP PKK yang dilakukan secara nasional di seluruh daerah,” jelasnya.
Dengan program ini, Safriati berharap, tahun 2045 nanti angka stunting di Indonesia bisa menjadi zero stunting. Sehingga dengan begitu, tujuan Indonesia Emas 2045 bisa tercapai dengan bonus demografi sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
“Kita berharap upaya ini dapat meringankan beban masyarakat dan keluarga berisiko stunting dan meningkatkan partisipasi TP PKK,” tuturnya.
Pj. Sekda Provinsi Banten Virgojanti menambahkan, pemberian bantuan pangan untuk stunting terus dilaksanakan dengan pemberian telur, beras, ikan, dan lainnya yang berkolaborasi dengan dunia usaha, termasuk hari ini dilakukan oleh TP PKK Pusat.
“Stunting di Banten telah mengalami penurunan dari 24,5 persen menjadi 20 persen, turun 4,5 persen. Semoga ini menjadi pemacu untuk terus berupaya, dan bekerja keras agar stunting di Provinsi Banten dapat turun di bawah target 14 persen,” terangnya.
Virgojanti menjelaskan, percepatan penurunan stunting dilakukan dengan pendekatan pada keluarga berisiko stunting yang dilakukan dengan intervensi hulu.
“Yaitu pencegahan lahirnya bayi stunting dan penanganan balita stunting yaitu pencegahan lahirnya bayi stunting dan penanganan balita stunting,” ujarnya. (yas)